Walikota Bekasi beri saran kasus wasit diinjak pemain Champas FC

Juli 14, 2020
Simakberitanews. com

Walikota Bekasi beri saran kasus wasit diinjak pemain Champas FC.


Kota Bekasi .
15 Juli 2020 .
Insiden wasit diinjak oleh pemain Champas FC saat memimpin laga di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, menjadi sorotan. Champas FC sendiri merupakan klub bola dari Jakarta.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi,sempat angkat bicara soal insiden wasit Wahyudin yang diinjak oleh pemain bola pada pertandingan fun football di Stadion Patriot Candrabhaga. Rahmat menyesalkan kejadian itu, terlebih pelaku menawarkan uang damai.
Setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Hanya, musyawarah dan permintaan maaf, bukan dengan nilai uang," ujar Rahmat

Rahmat berharap pelaku meminta maaf secara tulus dan menyesali perbuatannya. Rahmat tetap meminta pelaku bertanggung jawab.

"Seharusnya dilakukan dengan tulus untuk tidak mengulang perbuatan yang sama dan menyelesaikan biaya perawatan jika memang dibutuhkan perawatan," kata Rahmat.

Rahmat meminta korban dan pelaku bermusyawarah secepatnya agar kasus ini tak diteruskan ke jalur hukum.

"Hukum tertinggi adalah musyawarah. Jika korban merasa dihormati dan pernyataan maaf ikhlas, insya Allah selesai, tidak harus melalui jalur hukum," kata Rahmat.

Wahyudin merupakan wasit utama dan tidak ada hakim garis.
Saat itu, Wahyudin membuat keputusan bahwa salah satu pemain tim Champas FC berada di posisi offside. Namun pemain tersebut tak terima keputusan Wahyudin hingga terjadi insiden tersebut.

Wahyudin sempat ditawari sejumlah uang damai. Hal itu dimaksudkan agar Wahyudin tak melaporkan kejadian itu ke polisi. Namun Wahyudin menolak mentah-mentah tawaran itu.

"Dia juga minta awalnya ngucap damai, awalnya minta Rp 5 juta, saya nggak terima, terus naik lagi Rp 15 juta, Rp 20 juta. Saya mikir di situ. Saya nggak bisa seenaknya begitu, harga Rp 5 juta, Rp 20 juta, nggak ada harganya buat saya, Bang. Mohon maaf, nih," kata Wahyudin.

Akibat kejadian itu, Wahyudin mengalami luka-luka di bagian wajah dan punggung. Wahyudin juga melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian.

Ini menyangkut nama baik pribadi saya, keluarga saya, karena saya umumnya saya yang sudah berlisensi. Kalau saya ambil jalur damai, Bang, otomatis semua jadi jelek, nama saya jelek, keluarga jelek, apalagi umumnya wasit seluruh di Indonesia. Makanya saya nggak peduli berapa nominal harga damai, saya nggak mau ambil," imbuhnya.

Wahyudin bersikap teguh melaporkan kejadian itu ke polisi. Nomor laporan Wahyudin tercantum di LP/1588/K/VII/2020/SPKT/Restro Bks Kota.

( Zulfan Flora )

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Penulisan markup di komentar
  • Untuk menulis huruf bold gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
  • Untuk menulis huruf italic gunakan <em></em> atau <i></i>.
  • Untuk menulis huruf underline gunakan <u></u>.
  • Untuk menulis huruf strikethrought gunakan <strike></strike>.
  • Untuk menulis kode HTML gunakan <code></code> atau <pre></pre> atau <pre><code></code></pre>, dan silakan parse kode pada kotak parser di bawah ini.

Disqus
Tambahkan komentar Anda

Tidak ada komentar